Kamis, 02 Juni 2016

Kajian Ilmiah Mengapa Jilatan Anjing Harus Dibersihkan Dengan Tanah

Mengapa benda dan bagian badan yang dijilat anjing harus dibersihkan dengan cara dibasuh tujuh kali dan salah satunya memakai tanah?

Pertama, karena ibadah thaharah ini bersifat tauqifi (given). Demikianlah tuntunan Islam melalui Rasulullah yang harus dilaksanakan. Sebagaimana sabda beliau:
طُهُورُ إِنَاءِ أَحَدِكُمْ إِذَا وَلَغَ فِيهِ الْكَلْبُ أَنْ يَغْسِلَهُ سَبْعَ مَرَّاتٍ أُولاَهُنَّ بِالتُّرَابِ
“Kebersihan bejana kalian jika dijilat anjing yaitu dengan mencucinya tujuh kali, awalnya dengan tanah.” (HR. Muslim)
إِذَا وَلَغَ الْكَلْبُ فِى الإِنَاءِ فَاغْسِلُوهُ سَبْعَ مَرَّاتٍ وَعَفِّرُوهُ الثَّامِنَةَ فِى التُّرَابِ

“Jika anjing menjilat di salah satu bejana kalian, cucilah sebanyak tujuh kali dan gosoklah yang kedelapan dengan tanah” (HR. Muslim)

Mengikuti ibadah yang bersifat tauqifi ini adalah bukti keimanan. Jadi orang beriman itu menjalankan dulu ajaran yang diperintahkan Allah dan Rasul-Nya meskipun belum tahu hikmahnya, sedangkan orang-orang yang tidak mau melakukan perintah Allah dan rasul-Nya sebelum mengetahui hikmah dan penjelasan ilmiahnya, keimanannya belum sempurna.

Kedua, jika dilihat dari aspek ilmiah, ternyata apa yang diajarkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih dari 14 abad yang lalu ini, kini terbukti secara ilmiah.

Dakwatuna.com pernah memuat hasil sejumlah kajian ilmiah yang melibatkan teknologi modern. Kajian itu di antaranya menguji hubungan tanah dengan penyakit anjing yakni Rabies yang terdapat pada air liur anjing. Kajian di Spanyol itu kemudian dilanjutkan dengan studi kelompok saintis Pakistan baru-baru ini yang menemukan bahwa virus-virus rabies pada anjing tidak akan bersih dicuci dengan air. Akan tetapi, ia akan bersih dan tidak meninggalkan bekas apapun di bejana dengan tanah.”

DR. Kamal al-Mowil juga menyatakan hal yang senada dengan hasil studi tersebut. Demikian pula Dr. Arwa Abdurrahman Ahmad, seorang Guru besar Mikrobiologi di Universitas Sana’a, Yaman.

Kumpulanmisteri.com mengutip hasil penelitian lain yang menunjukkan keistimewaan tanah. Bahwa meskipun di dalam tanah dikubur orang yang meninggal akibat sakit menular, tanah tersebut tetap bersifat netral dan tidak terkena bibit-bibit penyakit.

Situs tersebut juga melansir hasil eksperiman di era Presiden Soekarno. Saat itu Presien Soekarno pernah menyatakan bahwa di era sekarang tidak perlu mencuci benda yang dijilat anjing dengan tujuh kali basuhan dan salah satunya memakai air. Menurutnya, mengganti dengan sabun bisa lebih bersih. Lalu para ulama meminta dilakukan eksperiman. Ternyata dengan mikroskop diketahui, benda terkena jilatan anjing yang kemudian dibasuh tujuh kali dan salah satunya menggunakan tanah lebih bersih daripada benda yang dicuci dengan sabun. Masya Allah.

Sungguh benar apa yang diajarkan Rasulullah… 
[Ibnu K/Tarbiyah]

Sumber : tarbiyah.net

0 komentar:

Posting Komentar